A.
Konsep
Dasar Keperawatan Keluarga
1.
Pengertian
Keluarga
Friedman (1998),
membuat defenisi keluarga sebagai berikut :
a.
Keluarga terdiri dari
orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi.
b.
Para
anggota keluarga bisanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika
mereka hidup secara berpisah mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut
sebagai rumah mereka.
c.
Anggota keluarga
berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peranan-peranan sosial
keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan perempuan,
saudara dan saudari.
d.
Keluarga sama-sama
menggunakan kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik
tersendiri.
Menurut
UU No. 19 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
suami istri da anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004).
Menurut Depkes (1998) keluarga adalah
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga serta beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal disatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. Keluarga adalah dua
orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan,
memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan
masyarakat serta lingkungan (Sudiharto, 2007)
Dari
beberapa pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah
unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari dua anak atau lebih yang
tergabung dan terkait karena hubungan darah perkawinan, adopsi, dan hidup
bersama dengan perannya masing-masing serta saling berinteraksi antara satu
dengan yang lainnya dan mempertahankan suatu kebudayaan.
2.
Tipe
Keluarga
Menurut
Friedman (1986), dan Effendy (1998), menyatakan adanya beberapa tipe/bentuk
keluarga lain :
a.
keluarga inti (Nuclear
Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
b.
Keluarga besar
(extended family), adalah kelurga inti ditambah dengan sanak saudara, seperti
nenek, kakek, keponakan, dan sebagainya.
c.
Kelurga berantai
(serial family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah
lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d.
Keluarga duda atau
janda (single family), adalah keluarga yang terdiri dari perceraian dan
kematian.
e.
Keluarga berkomposisi
(composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersamaan.
f.
Keluarga kabitas
(chabitation), adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk satu keluarga.
3.
Struktur
Keluarga
Menurut
Mubarak (2006), struktur keluarga terdiri dari :
a.
Patrilineal adalah
keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
b.
Matrilineal adalah
keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
c.
Matrilokal adalah
sepasang suami-istri yang tinggal bersama sedarah istri.
d. Patrilokal
adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
4.
Fungsi
Keluarga
Secara
umum fungsi keluarga yang dikemukakan oleh Friedman (1998), adalah sebagai
berikut :
a.
Fungsi efektif adalah
fungsi yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini membutuhkan untuk
perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
b.
Fungsi sosialisasi dan
tempat bersosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang
lain.
c.
Fungsi repdoduksi
adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d.
Fungsi ekonomi yaitu
keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu, meingkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
e.
Fungsi keperawatan /
pemeliharaan kesehatan yaitu : fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan
anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
5.
Peranan
Keluarga
Sehubungan
dengan fungsi keluarga, maka peranan keluarga juga diutamakan dalam kegiatan
keluarga terutama peran ayah dan ibu. Seperti yang dinyatakan oleh Mubarak,
(2006), adalah sebagai berikut :
a.
Peran Ibu
Ditinjau
dari segi kehidupan secara keseluruhan, ibu berperan sebagai satu rumah tangga
yang dapat mengemudikan keluarga. Peran ibu dalam keluarga antara lain mengatur
situasi keluarga, keharmonisan, kerukunan yang dapat mewarnai keluarga dalam
hubungan tertentu. Dalam hubungan dengan anak : ibu berperan sebagai seorang
yang mempunyai kaitan yang pertama. Dalam kehidupan anak, ibu merupakan kasih
sayang yang abadi.
b.
Peranan Ayah
Dalam
kehidupan sehari-hari ayah berperan sebagai kepala keluarga bersama ibu untuk
menjaga kelangsungan hidup keluarga. Peran ayah dalam kehidupan keluarga adalah
sebagai suami, ayah dari anak-anaknya, perncari nafkah, pendidik, pelindung dan
sebagai anggota masyarakat.
6.
Tugas
Keluarga
Menurut
Friedmen dalam Effendy, (1998), tugas dari keluarga yaitu mengenal gangguan
perkembangan keadaan setiap anggota keluarga, mengambil keputusan untuk
tindakan yang tepat, memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang tidak
dapat membantu diri karena cacat atau uianya terlalu muda, mempertahankan
suasana dirumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan kepribadian anggota
keluarga, mempertahankan hubungan timbal balik antara anggota keluarga dan
lembaga-lembaga kesehatan. Ini menunjukan pemanfaatan dengan baik akan
fasilitas-fasilitas kesehatan.
7.
Tahap
Perkembangan Keluarga
Pembagian
tahap perkembangan menurut Suprajitno (2004).
Tabel
1.
Tugas
Perkembangan Keluarga Sesuai Tahap Perkembangan
Tahap
Perkembangan
|
Tahap Perkembangan
(Utama)
|
1
|
2
|
1.
Keluarga baru menikah
|
a. Membina
hubungan intim yang memuaskan.
b. Membina
hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompk sosial
c. Mendiskusikan
rencana memiliki anak
|
2.
Keluarga dengan anak
baru lahir
|
a. Mempersiapkan
diri menjadi orang tua
b. Adaptasi
dengan perubahan adanya anggota keluarga, hubungan seksual
c. Mempertahankan
hubingan dalam rangka memuaskan pasangannya
|
3.
Keluarga dengan anak
usia prasekolah
|
a. Memenuhi
kebutuhan anggota keluarga, misalnya : kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman
b. Membantu
anak untuk bersosialisasi
c. Pembagian
tanggung jawab anggota keluarga
d.
Merencanakan kegiatan
untuk pertumbuhan dan perkembangan anak
e.
|
4.
Keluarga dengan anak
usia sekolah
|
a. Membantu
mensosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah, dan lingkungan
lebih luas
b. Mempertahankan
keintiman pasangan
c. Mempunyai
kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota
keluarga.
|
5.
Keluarga dengan anak
remaja
|
a. Memberikan
kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang
dewasa muda dan memiliki otonomi
b. Mempertahankan
hubungan intim dalam keluarga
c. Mempertahankan
kominikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindarkan terjadinya
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d. Mempersipkan
perubahan sistem peran dan peraturan (anggota) keluarga untuk memenuhi
kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga
|
6.
Keluarga melalui
pelepasan anak sebagai dewasa
|
a. Memperluas
jaringan keluarga dari kleuarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan
keintiman keluarga
c. Membantu
anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat
d. Penataan
kemabali peran orang tua
|
7.
Keluarga usia
pertengahan
|
a. Mempertahankan
kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
b. Memeprtahankan
hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebayanya
c. Meningkatkan
hubungan keakraban pasangan
|
8.
Keluarga lanjut usia
|
a. Mempertahnkan
suasana kehidupan rumah tangga yang saling mneyenangkan pasangannya
b. Adaptasi
dengan perubahan yang akan terjadi, kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan
penghasilan keluarga
c. Mempertahankan
keakraban pasangan yang saling merawat
d. Melakukan
life review masa lalu
|
Sumber
: Suprajitno, 2004
8.
Tujuan
Perawatan Kesehatan Keluarga
Tujuan
perawatan keluarga menurut Effendy (1998), adalah :
a.
Tujuan Utama
Untuk
meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka
sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga.
b.
Tujuan Khusus
1)
Meningkatkan kemamapuan
keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi.
2)
Meningkatkan kemampuan
keluarga dalam menanggulangi masalah kesehatan dasar dalam keluarga
3)
Mengambil keputusan
yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggota keluarganya
4)
Meningkatkan kemampuan
keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga sakit
dan dalam mengatasi masalah kesehatan keluarganya
5)
Meningkatkan
produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya
B.
Pengertian
Keperawatan Keluarga
1.
Pengertian
Keperawatan Keluarga
Keperawatan
keluarga menurut Effendy (1998) adalah metode ilmiah yang digunakan secara
sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi
keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan
mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang dilakukan terhadap keluarga.
2. Tujuan Asuhan
Keperawatan Keluarga
Supratjitno,(2004)
mengatakan tujuan keperawatan keluarga terdiri dari :
a.
Tujuan Umum
Meningkatkan
kemampuan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri.
b.
Tujuan Khusus
Tujuan
khusus yang ingin dicapai adalah meningkatkan kemampuan keluarga :
1)
Mengenal masalah
kesehatan keluarga
2)
Memutuskan tindakan
yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.
3)
Melakukan tindakan
keperawatan kesehatan yang tepat kepada anggota keluarga yang sakit, mempunyai
gangguan tubuh atau keluarga yang membutuhkan kemampuan keluarga.
4)
Memelihara lingkungan
keluarga (fisik, psikis, dan sosial).
5)
Memanfaatkan sumber
daya yang ada di masyarakat (misalnya, puskesmas, posyandu, atau sarana
kesehatan lain untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga)
3.
Proses
Keperawatan Keluarga
Proses keperawatan keluarga adalah
metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan
masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan
melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana
yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil keperawatan yang dilaksanakan
terhadap keluarga (Nasrul, 1998).
Asuhan keperawatan keluarga melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Tahapan dari proses keperawatan
keluarga adalah sebagai berikut ; 1). Pengkajian keluarga dan individu dari
dalam keluarga. Pengkajian keluarga meliputi cara mengidentifikasi data
demografi dan sosial kultural, data lingkungan dan struktur dan fungsi
keluarga, stress dan koping keluarga yang digunakan keluarga dan perkembangan
keluarga, sedangkan pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga
meliputi : fisik, mental, emosi, sosial dan spritual. 2). perumusan diagnosa
keperawatan keluarga. 3). Penyusunan perencanaan. 4). Pelaksanaan asuhan
keperawatan. 5). evaluasi
Langkah-langkah proses keperawatan
adalah pendekatan ilmiah atau metode pemecahan masalah. Langkah-langkah proses
keperawatan keluarga sendiri dari ; pengkajian, analisa data, rumusan masalah,
mendiagnosa masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
a. Tahap
pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus-menerus tentang keluarga
yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga. Dalam menentukan masalah pasien dalam tahap ini
mengharuskan perawat menentukan secepat mungkin pengalaman lalu pasien,
pengetahuan yang dimiliki, perasaan dan harapan kesehatan dimasa yag akan
datang. Dalam tahap pengkajian terdiri dari beberapa tahap meliputi :
1. Pengumpulan
data
Pengumpulan
data merupakan kegiatan dalam menghimpun informasi atau data dari berbagai
pihak keluarga, petugas kesehatan dan hasil rekawan medis. Data yang
dikumpulkan adalah data yang bersifat objektif dan subjektif, data demografi, riwayat tumbuh kembang,
riwayat penyakit keluarga, aktifitas sehari-hari, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium. Sumber data yang didapatkan melalui anamnessa,
observasi dengan pemeriksaan fisik. Riwayat penyakit sekarang, biasanya
penderita malaria mengeluh demam, kurang nafsu makan, banyak berkeringat,
merasa pusing, mual, lemas, dan kelihatan pucat. Keadaan ini harus segera
mendapat pengobatan. Dalam hal ini keluarga mempunyai keterlibatan dalam fungsi
perawatan kesehatan keluarga seperti kesanggupan keluarga dalam melakukan tugas
perawatan dengan memeriksakan anggota keluarga ke tempat pelayanan kesehatan
misalnya puskesmas. Riwayat penyakit keluarga, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit turunan atau
penyakit yang sama. Riwayat psikososial, Identifikasi hubungan sosial keluarga
dalam masyarakat, hubungan interaksi anggota keluarga, tanggapan pasien tentang
penyakitnya, fasilitas atau pelayanan kesehatan yang digunakkan keluarga.
Riwayat spritual, kaji ketaatan beribadah pasien dan menjalankan kepercayaanya
serta support sistem dalam keluarga. Pada aktivitas sehari-hari, penyakit
malaria terjadi karena keluarga kurang memelihara lingkungan sekitar rumah,
terlihat dari selokan yang kotor, masih ada gantungan pakaian di dalam kamar,
keadaan seperti ini dapat dijadikan sarang nyamuk dan keluarga dapat terinfeksi
malaria. Pemeriksaan fisik, melakukan pemeriksaan infeksi dengan melihat adanya
anemia, splenomegali, hepatomegali, dan iktrus, dan pemeriksaan palpasi dengan
melakukan perabaan untuk mengetahui adanya pembekakan pada organ limpa dan
hati.
2. Analisa
Data
Pada
analisa data, kegiatan yang dilakukan yaitu menetapkan masalah kesehatan
keluarga. Ada 5 kelompok masalah keperawatan keluarga yaitu ; 1)
ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga, 2) ketidaksanggupan
keluarga mengambil keputusan dalan melakukan tindakan yang tepat, 3)
ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit, 4) ketidaksanggupan
memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan
pribadi anggota keluarga, 5) ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat
guna memelihara kesehatan.
b. Perumusan
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu, keluarga atau
komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan
potensial (Allen, 1998). Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan
data yang didapatkan pada pengkajian, komponen diagnosa keperawatan meliputi:
a) problem atau masalah, b) etiologi atau penyebab, c) symptom atau tanda, yang
dikenal dengan PES.
Tipologi
diagnosa keperawatan meliputi :
1. Diagnosa
aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan
memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat
2. Diagnosa
resiko/resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi
tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi cepat apabila
tidak segera mendapat bantuan perawat.
3. Diagnosa
potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah
mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan
yang memungkinkan dapat ditingkatkan.
Diagnosa
keperawatan keluarga berdasarkan NANDA, 1995, yang berkaitan dengan masalah
fungsi perawatan kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Perubahan
pemeliharaan kesehatan
b. Potensial
peningkata pemeliharan kesehatan
c. Perilaku
mencari pertolongan kesehatan
d. Ketidakefektifan
penatalaksanaan aturan teraupetik keluarga
e. Resiko
terhadap penyebaran penyakit
Tabel 2
Skala Untuk Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga
Sesuai Dengan Prioritas
No
|
Kritera
|
Skor
|
Bobot
|
1
|
Sifat
masalah
- Tidak/kurang
sehat
- Ancaman
kesehatan
- Krisis
atau keadaan sejahtera
|
3
2
1
|
1
|
2
|
Kemungkinan
masalah dapat diubah
- Dengan
mudah
- Hanya
sebagaian
- Tidak
dapat
|
2
1
0
|
2
|
3
|
Potensial
masalah untuk dicegah
- Tinggi
- Cukup
- Rendah
|
3
2
1
|
1
|
4
|
Menonjolnya
masalah
- Masalah
berat harus segera ditangani
- Ada
masalah, tetapi tidak perlu harus segera ditangani
- Masalah
tidak dirasakan
|
2
1
0
|
1
|
Sumber
: Suprajitno, 2004
Proses skoring dilakukan untuk setiap
diagnosis keperawatan :
a. Tentukan
skor untuk setia kriteria yang dibuat
b. Selanjutnya
dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
d. Perencanaan
keperawatan keluarga
Rencana keperawatan
keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan
dalam memcahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi
dari masalah keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan malaria disusun
asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan prioritas masalah keperawatan yaitu, resiko
terhadap penyebaran penyakit berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga
mengenai malaria antara lain :
1).Memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang penyakit malaria
2). Dorong periode
istirahat dan aktivitas yang terjadwal
3). Tinjau perlu
kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan
4). Tekankan pentingnya
terapi antibiotic sesuai kebutuhan
5). Identivikasi tanda
dan gejala yang membutuhkan evaluasi medis
6). Beritahu kepada pasien
untuk mengawasi penderita saat meminum obat malaria.
e.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana perawat
mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga untuk mendapatkan perbaikan kearah perilaku
hidup sehat. Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga didasarkan kepada asuhan
keperawatan yang telah didusun
f. Tahap
Evaluasi
Evaluasi
merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil, implementasi dengan
kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan bila
hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu disusun rencana keperawatan
yang baru.
A. Pengertian
diare
Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer. Beberapa pengertian diare menurut beberapa ahli adalah :
1. Frekuensi buang air besar yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3 kali pada anak, konsistensi faeces encer, dapat berwarna hijau atau dapa bercampur lendir dan darah atau hanya lendir saja. (FK UI 1997)
2. Individu mengalami perubahan dalam kebiasaan BAB yang normal ditandai dengan seringnya kehilangan cairan dan faeces yang tidak berbentuk (Susan Martin T 1998.8)
3. Defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja (Suharyono 1999:51)
4. Bertambahnya jumlah atau berkurangnya konsistesi tinja yang dikeluarkan (Soeprapto Doitono dkk 1999)
Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer. Beberapa pengertian diare menurut beberapa ahli adalah :
1. Frekuensi buang air besar yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3 kali pada anak, konsistensi faeces encer, dapat berwarna hijau atau dapa bercampur lendir dan darah atau hanya lendir saja. (FK UI 1997)
2. Individu mengalami perubahan dalam kebiasaan BAB yang normal ditandai dengan seringnya kehilangan cairan dan faeces yang tidak berbentuk (Susan Martin T 1998.8)
3. Defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja (Suharyono 1999:51)
4. Bertambahnya jumlah atau berkurangnya konsistesi tinja yang dikeluarkan (Soeprapto Doitono dkk 1999)
B.
Macam diare
Menurut pedoman dari lab /UPF ilmu kesehatan anak Universitas Airlangga (1994) diare dapat dikelompokan menjadi :
1. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 3-5 hari
2. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari
3. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari
Menurut pedoman dari lab /UPF ilmu kesehatan anak Universitas Airlangga (1994) diare dapat dikelompokan menjadi :
1. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 3-5 hari
2. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari
3. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari
Menurut pedoman MTBS (2000) diare dapat
dikelompokan atau diklasifikan menjadi
1. Diare akut terbagi atas
a. Diare dengan dehidrasi berat
b. Diare dengan dehidrasi ringan / sedang
c. Diare tanpa dehidrasi
2. Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari atau lebih, terbagi atas :
a. Diare persisten dengan dehidrasi
b. Diare persisten tanpa dahidrasi
3. Disentri apabila diare berlangsung disertai dengan darah
1. Diare akut terbagi atas
a. Diare dengan dehidrasi berat
b. Diare dengan dehidrasi ringan / sedang
c. Diare tanpa dehidrasi
2. Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari atau lebih, terbagi atas :
a. Diare persisten dengan dehidrasi
b. Diare persisten tanpa dahidrasi
3. Disentri apabila diare berlangsung disertai dengan darah
C.
Penyebab diare
1. Faktor infeksi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi
enteral : infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak, yaitu : Vibrio cholerae, E
coli, Salmonela, Shigella, Criptosporidium
b. Infeksi parenteral : merupakan infeksi di luar
sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti otitis media akut,
tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis.
2. Faktor makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
3. Faktor psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi tetapi dapat ditemukan pada akan yang lebih besar
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi tetapi dapat ditemukan pada akan yang lebih besar
D.
Mekanisme terjadinya diare
1. Gangguan osmotik
Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik di dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi penggeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik di dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi penggeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
2. Gangguan sirkulasi
Akibat rangsangan tertentu misalnya toksin pada dinding usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Akibat rangsangan tertentu misalnya toksin pada dinding usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motalitas
usus
Hyperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibakan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga selanjutnya timbul diare pula.
Hyperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibakan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga selanjutnya timbul diare pula.
E.
Gejala klinik
1. Mula-mula anak
cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang
2. Gejala muntah dapa
timbul sebelum atau setelah diare
3. Bila penderita sudah
banyak kehilangan cairan dan elektrolit maka timbul dehidrasi
F.
Prinsip penatalaksanaan
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama
terapi
2. Distetik
3.
Menurut
Mansjoer (2000), Prinsip penatalaksanaan diare adalah sebagai berikut :
a. Diare
cair membuthkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya,
tujuan terapi tersebut untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara
cepat kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti.
b. Makanan
harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menhindarkan efek buruk
pada status gizi.
c. Antibiotika
dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin.
E. Komplikasi
a. Dehidrasi
(ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
b. Renjatan
hipovolemik.
c. Hipokalemia
(dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada
elektro kardiagram).
d. Hipoglikemia.
Introleransi
laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktose karena kerusakan vili
mukosa usus halus.
e. Kejang
terutama pada dehidrasi hipertoni
f. Malnutrisi
energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan.
Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan berlebihan diare dan
muntah, penurunan pemasukkan.
Intervensi :
Intervensi :
a.
Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi
b.
Pantau masukan dan keluaran yang meliputi frekuensi, warna, dan konsistensi
c.
Kaji tanda-tanda vital (suhu, nadi)
d.
Timbang BB setiap hari
2.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan pemasukan,
gangguan malabsorbsi nutrisi
Intervensi :
Intervensi :
a.
Observasi muntah dan berak tiap 4 jam
b.
Berikan makanan secara bertahap dengan menaikan dari diit lunak ke diit biasa
c.
Timbang berat badan tiap hari
d.
Kolaborasi dengan ahli gizi
3.
Perubahan integritas kulit, kerusakan berhubungan dengan seringnya defekasi
Intervensi :
Intervensi :
a.
Jagalah agar daerah popok bersih dan kering
b. Periksa dan ganti popok tiap jam/basah
c. Bersihkan daerah perineal dengan air dan sabun yang tiap BAB
d. Bubuhi krim/salep/lotion pada daerah ruam di bokong
b. Periksa dan ganti popok tiap jam/basah
c. Bersihkan daerah perineal dengan air dan sabun yang tiap BAB
d. Bubuhi krim/salep/lotion pada daerah ruam di bokong
4.
Kurangnya pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan
berhubungan dengan pemaparan informasi terbatas salah interpretasi
informasi
Intervensi
:
a.
Bahas proses penyakit dengan istilah yang dapat dipahami, jelaskan tentang agen penyakit. Tindakan
pencegahan dan pentingnya cuci tangan sampai bersih
b.
Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukan sikap ramah dan tulus dalam
membantu
pasien
c.
Jelaskan tentang pentingnya mempertahankan keseimbangan antara pemasukan dan haluaran cairan
DAFTAR PUSTAKA
1982. Kapita
Selekta Kedokteran. Fakultas kedokteran. UI
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta. EGC
Nursalam, Dr M. Ners, Rakawati Susilaningrum, SST, Sri Utami S.Kep. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan)
Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, , Edisi 8, EGC; Jakarta.
Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC ; Jakarta.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta. EGC
Nursalam, Dr M. Ners, Rakawati Susilaningrum, SST, Sri Utami S.Kep. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan)
Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, , Edisi 8, EGC; Jakarta.
Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC ; Jakarta.
PRA PLANNING ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
MAHASISWA AKPER KESDAM
XVI/ PATTIMURA
Hari/ Tanggal : Selasa, 14 Desember 2011
Waktu : 1 x 90 menit
Tempat : Rumah
Keluarga TN.A
Topik Kegiatan : Pengkajian
A. LATAR
BELAKANG
Keluarga sebagai
penerima pelayanan kesehatan dibutuhkan peran aktif dalam seluruh proses
perubahan sejak pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan sebagai
focus keperawatan keluarga berupa promotif dan preventif.
Menindaklanjuti hasil
pengumpulan data maka sebagai proses penentuan prioritas masalah sehingga
evaluasi perlu kesepakatan keluarga. Berhasil tidaknya penanganan masalah kesehatan
keluarga bergantung dari peran serta keluarga yang difasilitasi oleh petugas
kesehatan maupun dukungan dari lintas program dan lintas sektoral.
B. TUJUAN
1. Tujuan
Umum
Memperoleh
data-data yang akurat sehingga dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang
ada pada keluarga.
2. Tujuan
Khusus
a. Dapat
mengidentifikasi masalah dalam keluarga
b. Menyadari
masalah kesehatan keluarga yang ada pada keluarganya
c. Secara
langsung bersama-sama dapat melihat data-data yang ada dalam keluarga.
C. PESERTA
Seluruh Keluarga TN.”A”
D. SETTING
WAKTU
NO
|
WAKTU
|
KEGIATAN
|
PENANGGUNG
JAWAB
|
1
2
3
|
5
menit
80
menit:
ü 30
Menit
ü 10
Menit
ü 40
Menit
5 Menit
|
Perkenalan
Pengkajian:
Wawancara
Observasi
Pemeriksaan fisik
Kontrak Waktu
|
Pembimbing
pembimbing
Pembimbing
|
E.
RENCANA EVALUASI
KEGIATAN
1. Evaluasi
Struktur
a. Persiapan
dilaksanakan 1 hari sebelum pengkajian
b. Pemberitahuan
kepada keluarga 1 hari sebelumnya
c. Pengkajian
dilakukan selama 90 Menit
2. Evaluasi
Proses
a. Diharapkan
acara dapat berjalan dengan lancer sesuai perencanaan
b. Keluarga
dapat terlihat aktif dalam kegiatan pengumpulan data dan dapat memberikan
respon verbal dan nonverbal dengan baik.
3. Evaluasi
Hasil
a. Mahasiswa
mampu berinteraksi dan hubungan yang baik dengan keluarga
b. Keluarga
menyadari akan kesehatan yang ada pada keluarga sendiri
c. Keluarga
mengerti akan masalah kesehatan yang ada dalam keluarga
ASUHAN
KEPERWATAN KELUARGA TN.A PADA ANAK a/ AW
DENGAN
DIARE DI KELURAHAN BATU MERAH RT
003 / RW 18
WILAYAH
KERJA PUSKESMAS RIJALI
A.
Pengkajian
Tanggal
/jam : 14 Desember 20112 / 16.00 Wit.
1. Data
umum
a.
Nama kepala keluarga : Tn.”A”
a.
Umur :
27 Tahun
b.
Alamat : Batu Merah RT
003 / RW 18
c.
Pekerjaan : Sopir
d.
Pendidikan : SMA
b. Ibu
a. Umur :
25
a.
Alamat : Batu Merah RT
003 / RW 18
b.
Pekerjaan : ibu rumah tangga
c.
Pendidikan : SMA
b.
Identitas
klien :
a. Nama : A/ AW
b. Umur : 4 tahun
c. Alamat : Batu Merah RT 003 / RW 18
c.
Komposisi keluarga :
4 Orang
Tabel 1
Data Anggota Keluarga
No
|
Nama
|
Jenis kelamin
|
Umur
|
Hubungan dgn keluarga
|
Pendidikan
|
1
2
3
|
Tn.A
Ny.N
a/ AW
|
Laki -
laki
Perempuan
Laki-laki
|
27 thn
25 thn
4
thn
|
Suami
Istri
Anak
|
SMA
SMA
-
|
Sumber
data : Primer
c.
Genogram 3 Generasi
sesuai dengan komposisi keluarga
d. Tipe
keluarga : Keluarga inti (nucleur Family) yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak
e. Suku
/ Bangsa : Keluarga Tn. A berasal dari suku
Bugis / Indonesia
f. Agama
: Keluarga Tn. A
menganut agama islam
g. Status
sosial ekonomi :
Anggota
keluarga yang mencari nafkah adalah ayah dengan pendapatan sebulan yaitu Rp 750.000 serta
pengeluaran tidak menentu dan dapat
memenuhi kebutuhan keluarga dengan baik.
B. Riwayat
Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap
perkembangan keluarga saat ini yaitu sesuai dengan tahap perkembangan keluarga
Tn.A dengan anak pertama berumur 2 tahun saat berarti keluarga Tn.A pada tahap
keluarga dengan anak pertama
2. Tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tidak ada
3. Sumber
pelayanan kesehatan yang digunakan : Puskesmas
4. Riwayat
keluarga Inti
a. Riwayat
penyakit Keturunan : Tidak ada
b. Riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga
Terlampir
dalam tabel sebagai berikut
Tabel 2
Riwayat masing - masing
anggota keluarga
No
|
Nama
|
Umur
|
Keadaan kesehatan
|
imunisasi
|
Tindakan yg dilakukan
|
1
2
3
|
Tn. A
Ny. N
a/A W
|
27 thn
25 thn
4 thn
|
Sehat
Sehat
Sehat
|
-
-
Lengkap
|
Berobat di puskesmas dan membawa penderita di puskesmas
|
C. Karakteristik
Rumah
1.
Riwayat
rumah yang di tempati
Rumah
yang ditepati adalah Kamar kos-kosan dengan luas rumah
3X
4 m.
2.
Sanitasi
dan penggunaan sarana air besih
Sumber
air minum yang di dapat dari air ledeng
untuk minum. Dan keperluan lainnya diambil dari sumur gali dengan jarak 10 cm
dengan kos-kosan. Penggunaan air minum dimasak terlebih dahulu, keluarga
mempunyai kebiasaan yaitu dengan membuang sampah di tempat pembuangn sampah
umum.
3.
Karakteristik
tetangga dan komunikasi
Lingkungan sekitar keluarga seluruhnya beragama islam dan
mayoritas berasal dari Bugis hubungan sosial antara keluarga dan tetangga baik
4. Mobilitas geografi keluarga
Tn ”A” dan Ny ”N” Setelah awal menikah tempat tinggal
mereka di kelurahan Batu Merah RT 003 /
RW 18 sampai sekarang
5. Perkumpulan keluarga, interaksi dengan masyarakat waktu yang
digunakan bila sedang berkumpul yaitu saat melaksanakan ibadah.
6.
Sistem
pendukung keluarga
Kebutuhan hidup setiap hari di biayai oleh Tn. ”A”
- Struktur keluarga
1.
Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga yang digunakan adalah pola
komunikasi terbuka, tetapi yang mengambil keputusan adalah Tn. ”A” yang
berperan sebagai kepala keluarga saat ini. Apabila ada masalah dalam keluarga
ini biasaanya di didiskusikan bersama - sama dengan istri.
2.
Stuktur peran
Peran Tn. ”A” sebagai kepala keluarga, pelindung dan Ny.
”N” berperan sebagai dalam mengurus, mengasuh, mencari,nafkah tambahan dan
menyiapkan makanan bagi suami dan
anaknya sedangkan a/AW berperan sebagai anak.
3. Nilai
dan norma budaya keluarga
Keluarga ini mengajarkan ajaran sesuai dengan agama dan
kepercayaanya mereka saling menghormati satu sama dengan yang lain. Dalam
keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum makan.
- Fungsi keluarga
1.
Fungsi afektif
Fungsi afektif
|
Tn.A
|
Ny.N
|
a/AW
|
KET
|
|
Baik
Ya
Ya
Ya
Ya
|
Baik
Ya
Ya
Ya
Ya
|
----
Ya
Ya
Ya
Ya
|
Anak Nl belum tau tentang Gambaran diri
|
2.
Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi
|
Tn.A
|
Ny.N
|
a/AW
|
KET
|
|
Baik
Ya
|
Baik
Ya
|
Baik
Ya
|
-
-
|
3.
Fungsi Perawatan Keluarga
a. Kemampuan Keluarga menyediakan makanan, pakaian, dan
perlindungan terhadap keluarga : Baik
b. Pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit : Keluarga
kurang mengetahui penyakit Diare
c. Kesanggupan Keluarga dalam melakukan tugas perawatan:
1) Mengenal masalah kesehatan : Kurang
2) Pengambilan keputusan mengenai kesehatan : Kurang tepat
3) Merawat keluarga yang sakit : Ya
4) Memelihara Lingkungan rumah yang sehat : Ya
5) Menggunakan fasilitas / pelayanan kesehatan : Ya
4.
Fungsi
reproduksi:
Keluarga Tn.A merupakan
pasangan yang masih produktif, berencana
mempunyai anak 2 orang, Ny.N Sebagai aseptor KB yaitu PIL sejak kelahiran anak
pertama
5.
Fungsi
ekonomi
Keluarga Tn.A dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan
menggunakanbiaya dari pendapatan Tn.A selaku Sopir
F. Stress
dan Koping Keluarga
1.
Stresor
Jangka Panjang
Adanya keinginan dari keluarga Tn.A untuk memilki rumah
sendiri, karna masih hidup kos-kosan
2.
Stresor Jangka Pendek
Keluarga Tn.A sangat\memikirkan kondisi anaknya yang
sedang sakit diare
3.
Kemampuan Keluarga
Berespon terhadap Masalah.
Jika
ada masalah keluarga Tn.”A” menghadapinya dengan mencari alternatif
menyelesaikannya bersama -sama keluarga dan meyakini bahwa setiap masalah pasti
ada jalan keluarnya.
G.
Pemeriksaan
Fisik Keluarga
NO.
|
KOMPONEN
|
TN.A
|
NY.N
|
a/AW
|
1
|
Riwayat
Penyakit Saat Ini
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
Diare
|
2
|
Keluhan
Yang dirasakan
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
BAB ≥4X/hari
|
3
|
Tanda
dan Gejala
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
Badan lemas,konjungtiva pucat, turgor
kulit kurang,KU,lemah
|
4
|
Penyakit
Sebelumnya
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
Tidak ada
|
5
|
Tanda-Tanda
Vital
|
TD:120/80
MmHg
R:20X/Menit
N:80X/menit
S:36.20C
|
TD:110/70
MmHg
R:20X/Menit
N:80X/menit
S:360C
|
R:24X/Menit\ N:100X/menit
S:37.50C
|
6
|
Sistem
Kardiovaskuler
|
Normal
|
Normal
|
Normal
|
7
|
Sistem
Respirasi
|
Normal
|
Normal
|
Normal
|
8
|
Sistem.Gastrointestinal
|
Normal
|
Normal
|
Normal
|
9
|
Sistem
Persyarafan
|
Normal
|
Normal
|
Normal
|
10
|
Sistem
Musculoskeletal
|
Normal
|
Normal
|
Normal
|
H. Harapan Keluarga
Keluarga berharap melalui perawatan dan Pendidikan kesehatan yang
dilakukan selama asuhan kepertawatan keluarga, penyakit Diare yang diderita
oleh a/ A W dapat sembuh dan anggota keluarga tetap dalam keadaan sehat serta
keluarga tahu bagaimana cara pencegahan penyakit Diare
I. Klasifikasi
Data
1. DS :
Keluarga Tn.A mengatakan :
a.
Anaknya
BAB mencret lebih dari 4X/hari
b.
Badan
lemas
c.
Anaknya
rewel
d.
Tidak
tahu sakit apa yang di alami anaknya
DO :
a.
Frekwensi/Intensitas BAB: Lebih dari 4X/hari
b.
Kosistensi:Cair
c.
Bau:
Busuk
d.
Keadaan
umum Lemah
e.
Tanda-tanda
vital
1)
Nadi : 100 x/menit
2)
Suhu : 35,5 C 0
3)
Respirasi : 24 x/menit
J. Analisa Data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1.
2.
|
DS: Keluarga Tn.A mengatakan
DO :
DS: Kelurga Tn.A mengatakan
·
Anaknya BAB mencret lebih dari 4X/hari
·
Badan lemas
DO :
·
Kosistensi:Cair
·
Keadaan umum Lemah
·
Tanda-tanda vital
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 35,5 C 0
Respirasi : 24 x/menit
|
Ketidakmampuan keluarga
megenal masalah kesehatan
pengeluaran cairan tubuh yang berlebihan
|
Kurang pengetahuan tentang penyakit Diare
Devisite volume cairan tubuh
|
Diagnosa keperawatan menurut scoring
1. Devisite volume cairan tubuh sehubungan dengan pengeluaran cairan tubuh yang berlebihan
No
|
Kritera
|
Skor
|
Pembenaran
|
1
|
Sifat masalah
-
Aktual
|
3/3X1=1
|
BAB Mencret
≥4X/hari, Badan lemas,konjungtiva
pucat, turgor kulit
kurang,KU,lemah, jika tidak segera diatasi bisa menyebabkan
terjadinya dehidrasi
|
2
|
Kemungkinan
masalah dapat diubah
-
Mudah
|
2/2X2=2
|
Keluarga Tn.A
mau tahu tentang diare tetapi masih belum mampu untuk merawat anaknya
|
3
|
Potensial
masalah untuk dicegah
-
Cukup
|
2/3X1=2/3
|
Masalah masih dapat
dicegah agar tidak terjadi komplikasi sebab diare tidak ditangani segera akan
berakibat fatal dan dapat memperburuk kondisi penderita
|
4
|
Menonjolnya
masalah
-
Masalah harus segera ditangani
|
2/2X1=1
|
Masalah diare
yang diderita a/AW sangat dirasaklan betul oleh keluarga Tn.A dan keluarga
ingin segera masalah yang dialami anaknya segera ditangani
|
TOTAL
|
4.2/3
|
2. Kurang pengetahuan sehubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan
No
|
Kritera
|
Skor
|
Pembenaran
|
1
|
Sifat masalah
-
Aktual
|
3/3X1=1
|
Diare adalah
penyakit yang sering terjadi tetapi karena pegetahuan keluarga Tn.A kurang
sehingga menyebabkan anaknya mengalami diare
|
2
|
Kemungkinan
masalah dapat diubah
-
cukup
|
1/2X2=1
|
Masalah masih
mungkin untuk dicegah walaupun keluarga Tn.A terlihat ragu untuk mengenal
masalah diare namun masalah masih dapat diubah dengan tindakan penyuluhan
kesehatan tentang penyakit diare
|
3
|
Potensial
masalah untuk dicegah
-
Tinggi
|
3/3X1=1
|
Keluarga Tn.A
tidak menyadari bahwa penyakit dapat timbul dari lingkungan yang tidak bersih
dan gaya hidup yang tidak bersih dan sehat
|
4
|
Menonjolnya
masalah
-
Masalah harus tidak segera
ditangani
|
0/2X1=0
|
Masalah
lingkungan yang tidak bersih tidak dianggap sebagai suatu masalah kesehatan
|
TOTAL
|
3
|
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Hari/Tanggal
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1.
|
Devisite volume cairan tubuh
berhubungan dengan pengeluaran
cairan tubuh
|
Jumat/15-12-2011
|
Memberikan
penyuluhan pada keluarga mengenai cara mengatasi penyakit Diare
·
Segera berikan
minuman yang banyak sebagai pengganti cairan yang hilang
·
Teruskan pemberian
ASI dan Makanan
·
Mencari pengobatan
lanjutan
1. Mendemontrasikan
cara menyiapkan Oralit
2. Memberikan
kesempatan kepada keluarga untuk mencoba cara menyiapkan Oralit
|
S
: Keluarga Tn.L mengatakan
1.Keluarga dapat menyebutkan kembali
cara mengatasi diare
O
:
Keluarga mampu mendemontrasikan cara
menyiapkan oralit
A :
masalah teratasi
P
: intervensi dihentikan
|
|
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Hari/Tanggal
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
2
|
Kurang pengetahuan
sehubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
|
Jumat/15-12-2011
|
Memberikan
penyuluhan tentang:
1.Pengertian Diare
2.Penyebab Diare
3.Tanda dan gejala Diare
4.Pencegahan Diare
|
S : Keluarga Tn.A mengatakan
1.
Keluarga
dapat menyebutkan tanda dan gejala Diare
2.
Keluarga
dapat mengidentifikasikan cara pengobatan dan perawatan
3.
Keluarga
dapat mengenal masalah kesehatan keluarga
O :
Respon
keluarga terhadap penyuluhan yang diberikan baik serta ada
interaksi/komunikasi 2 arah.
A
: masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN KELUARGA
1.
Kurang
pengetahuan sehubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan
NO DX
|
Tujuan
|
Kruteria
Evaluasi
|
Intervensi
|
||
Umum
|
Khusus
|
Kriteria
|
Standar
|
||
1.
|
Selama 2 kali kunjungan rumah kekurangan cairan tubuh
dapat teratasi
|
Setelah
dilakukan penyuluhan tentang penyakit Diare keluarga mampu:
1. Menyebutkan
Pencegahan dan cara mengatasi diare
|
ResponVerbal
Pengetahuan
Respon
Psikomotor
|
1. Keluarga
Menyebutkan Kembali cara mengatasi Diare
2. Keluarga
dapat mendemontrasikan menyiapkan Oralit
|
3. Berikan
penyuluhan pada keluarga mengenai cara mengatasi penyakit Diare
·
Segera berikan minuman yang banyak
sebagai pengganti cairan yang hilang
·
Teruskan pemberian ASI dan Makanan
·
Mencari pengobatan lanjutan
4. Demontrasikan
cara menyiapkan Oralit
5. Berikan
kesempatan kepada keluarga untuk mencoba cara menyiapkan Oralit
6. Berikan
pujian terhadap kemampuan ide/sikap yang positif yang diungkapkan keluarga
dalam menyikapi kekambuhan penyakitnya
|
|
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TENTANG PENYAKIT DIARE
PADA KELUARGA TN.A
DIKELURAHAN BATU MERAH RT/RW 003/018
DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS RIJALI
Hari/ Tanggal :
Kamis ,15 Desember 2011
Waktu :
1 x 45 menit
Topik Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan Tentang
Penyakit DIARE
Tempat :
Rumah Keluarga Tn.A Kelurahan Batu Merah RT003/RW /18
A.
LATAR BELAKANG
Diare adalah suatu keadaan dimana seseorang mengelami buang air besar lebih
dari 3x sehari yang biasa terjadi pada orang dewasa/ anak – anak dengan
konsistensi tinja encer/ cair.
Implementasi merupakan tindakan
keperawatan yang dilakukan pada keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan dan
untuk meningkatkan pengetahuan tentang tingkat kesehatan keluarga yang ada
diwilayah kerja puskesmas rijali.
Setelah perawat menganalisa dan
menemukan masalah keperawatan maka perawat perlu melakukan suatu peranan
tentang penyakit diare
Kemudian perawat memberikan implementasi
kepada keluarga melakukan penyuluhan atau pemberian HE dan tindakan mandiri
serta pengobatan yang akan dilaksanakan. Dengan demikian hal di atas yang
melatarbelakangi, kami mahasiswa Akper
Kesdam XVI/ Pattimura untuk melakukan penyuluhan kesehatan kepada
Pasien/Pengunjung dipuskesmas rijali
tentang penyakit diare
B.
TUJUAN
a. Tujuan
Umum
Diharapakan
dalam jangka kurang lebih 45 menit dapat dilakukan penyuluhan tentang Diare kepada
seluruh anggota keluarga Tn.A
b. Tujuan
Khusus
Setelah
dilakukan penyuluhan diharapkan :
1. Keluarga
Tn.A dapat menyebutkan pengertian Diare
2. Keluarga
Tn.A dapat menyebutkan tanda dan gejala
dari penyakit Diare
3. Keluarga
Tn.A dapat menyebutkan penyebab dari
penyakit Diare
4. Keluarga
Tn.A dapat menyebutkan cara pencegahan
penyakit Diare
C.
PESERTA
Seluruh
Pasien/pengunjung dipuskesmas Waihaong
D.
SETTING
TEMPAT
KETERANGAN :
:
Pembawa Materi
:
Peserta
E.
SETTING
WAKTU
NO
|
WAKTU
|
KEGIATAN
|
PEMBICARA
|
PENANGGUNG
JAWAB
|
1
2
3
4
5
|
3 menit
15 menit
20 menit
5 menit
2 menit
|
Perkenalan
Penyajian materi
Tanya jawab
Evaluasi
Penutup
|
Iswandi
Iswandi
Kel.Tn.A+ Iswandi
Iswandi
Iswandi
|
Pembimbing
Pembimbing
Pembimbing
Pembimbing
Pembimbing
|
F.
METODE
Ceramah,
Tanya jawab
G.
MEDIA
Leaflet
Diare
H.
MATERI
DIARE
1.
Pengertian
Diare
adalah buang air besar lebih dari sehari encer atau cair
2.
Cara Mengatasi Diare
a. Segera
beri banyak minum dengan cairan yang tersedia di rumah tangga seperti:
a. Kuah
sayur
b. Kuah
sop
c. Air
tajin
d. Air
the
e. Air
matang
f. Larutan
gula garam
b. Bila
ada beri oralit
c. Cara
menyiapkan oralit
g. Umur
kurang dari 1 tahun: ¼ - ½ gelas
h. Umur
1-4 tahun: ½ - 1 gelas
i.
Umur diatas 5 tahun: 1-
½ gelas
d. Cara
menyiapkan oralit
j.
Sediakan 1 gelas air
matang
k. Masukan
semua bubuk oralit 200 ml kedalam gelas
l.
Aduk sampai rata
e. Cara
pembuatan larutan gula garam
m. Sediakan
1 gelas air matang
n. 2
sendok teh garam
o. 1
sendok teh gula
p. Aduk
sampai rata
f. Teruskan
pemberian makanan
Selama diare:
q. Teruskan
dan tingkatkan pemberian Asi pada bayi yang masih menyusui
r.
Anak diatas 6 bulan,
beri makanan tambahan:
§ Bubur
dan sayuran
§ Sari
buah segar
§ Beri
makanan lebih dari 6x per hari
I.
RENCANA EVALUASI KEGIATAN
1.
Evaluasi
Struktur
a.
Kegiatan penyuluhan
telah direncanakan 1 hari sebelum kegiatan
b.
Rencana penyuluhan dikoordinasikan
dengan Pembimbing Program penyuluhan dan Pembing Institusi Pendidikan untuk persiapan tempat.
2.
Evaluasi
Proses
Acara
kegiatan bertempat di rumah keluarga Tn.a Di kelurahan Batu Merah RT/RW 003/18
3.
Evaluasi
Hasil
1.
Keluarga Tn.A dapat menyebutkan kembali pengertian Diare
2.
Keluarga Tn.A dapat
menyebutkan kembali tanda dan gejala dari penyakit Diare
3.
Keluarga Tn.A dapat
menyebutkan kembali penyebab dari penyakit Diare
4.
Keluarga Tn.A dapat
menyebutkan kembali cara pencegahan
penyakit Diare
Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Abdoerachman.
(2000). Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta
; EGC
Arief
Mansjoer, dkk. (2000). Pengertian Diare.
Ali Zaidin, H. (2001). Dasar-Dasar Keperawatan Profesional,
Jakarta ; Widya Medika.
Alimul Azis, A. (2003).
Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan
Ilmiah. Jakarta : Salemba Madikal.
Behrman
Etal. (2000). Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta ; EGC.
Depkes
RI, (1999). Indonesia Sehat 2010,
Jakarta
Effendy nasrul, (1998).
Dasar-Dasar Keperawatan Masyarakat.
Edisi III. Jakarta : EGC
Ester
Monika, (2005). Pedoman Perawatan Pasien,
Jakarta ; EGC
Ester Monika, Tim
Pengajar Keperawatan Komunitas, 2006 Panduan
Pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Friedman,
(1998). Keperawatan keluarga. Jakarta : EGC
Marsjoer
Arief (2000). Kapita Selekta Kedokteran.
Jakarta : Media Aesulapius
Ngastiah
(1999).Perawatan Anak Sakit : Jakarta
; EGC
New
Man Dorland. (2000). Kamus Kedokteran,
Jakarta ; EGC
Notoatmodjo Soekirjo,
(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Rekina
Cipta Jakarta.
Suprajitno,
(2004). Asuhan Keperawatan Keluarga,
Jakarta ; AGC.
Sensu setiawati,
(2008). Penuntun Praktik Asuhan
Keperawatan Keluarga, Edisi II. Jakarta : EGC.