Kamis, 10 Juli 2014

ISTANA BENGKEL BANDA NAIRA


 Istana Bengkel Banda Naira







Bengkel Motor siap melayani Satu per satu motor motor yang diperbaiki terus bergantian. Antrean tempat tunggu setiap satu jam sekali berganti konsumen. Bahkan waktu week end seperti saat ini tak tampak orang mekanik yang sedang memperbaikinya.

Rais (28), pemilik bengkel ini mengatakan, pelayanan jasa service sepeda motor sejak pagi setelah bengkel dibuka hingga sore pukul 17.00 WIB. Waktu ramainya konsumen berdatangan biasanya pukul 11.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Waktu itu mekanik biasanya kewalahan melayani perbaikan motor.

"Mulai jam 09.00 WIB sudah ada tiga pasien yang siap dikerjakan. Kita utamakan layani dulu yang datang lebih awal. Kasihan mereka sudah menunggu lama," ucap dia.

Selain itu, lanjut dia, toko juga menyediakan spart part maupun onderdil yang cukup komplit. Konsumen tinggal memilih kwalitas barang akibat ada jenis onderdil rusak yang perlu diganti.

Dia menyebutkan setiap satu jam sekali biasanya dapat menyelesaikan satu sepeda motor. Entah itu kerusakan ringan atau pun cukup berat, kecuali turun mesin. Artinya kerusakan mesin motor yang membutuhkan waktu tak bisa diprediksi.

"Biasanya service ringan saja, seperti ganti oli dan perbaiki rusak-rusak ringan.

Toko yang tak pernah sepi ini menyediakan lima mekanik. Dua mekanik khusus kerusakan berat, dan tiga mekanik khusus menangani rusak ringan dan sedang. Satu mekanik biasa menyesuaikan kondisi sepeda motor yang akan diperbaiki, agar semua bisa terlayani.

Ia mengatakan dalam sehari biasa dapat menyelesaikan 5-15 unit sepeda motor. Waktu yang ditargetkan mekanik selesai dapat mengerjakan sekitar 5 unit sepeda motor sekitar pukul 13.00 WIB.

"Istirahat setengah jam, lalu disambung lagi sampai sore. Jika itu waktunya terasa cepat dan buru-buru mengerjakan," beber dia.

 
                                                                                                                               Team Kreatif
                                                            
                                                                                                                            Iswandi Ibrahim

Langkah - Langkah Untuk Membuka usaha Bengkel Motor

langkah - Langkah Untuk Membuka usaha Bengkel Motor
langkah - Langkah Untuk Membuka usaha Bengkel Motor.


dalam era perkembangan yang semakin pesat ini kita mesti pintar-pintar untuk mengatur strategi bisnis. nah salah satunya untuk mengatur strategi bisnis ini kita mesti bisa menargetkan peluang bisnis di bidang otomotif dan ini lah salah satunya membuka  Membuka usaha Bengkel Motor.
 sebelum kita terjun langsung untuk usaha Bengkel Motor. alangkah baiknya sahabat untuk mengikuti langkah - Langkah Untuk Membuka usaha Bengkel Motor.
Langkah  pertama yang harus diperhatikan adalah LOKASI, MARKET & KOMPETITOR.

Secara umum lokasi untuk membuka semua jenis usaha adalah sangat penting dan harus diperhatikan, demikian juga untuk membuka usaha sebuah bengkel motor.
Lokasi yang bagus biasanya dalam area jangkauan market ( sekitar radius 1km ) terdapat banyak sepeda motor, seperti pemukiman penduduk, perumahan, perkantoran, pabrik, pusat keramaian, dsb.

Setelah menentukan lokasi, kita dapat memilih sasaran market / calon pelanggan, bengkel motor dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

   1. Bengkel resmi
   2. Bengkel umum
   3. Bengkel tune up

Untuk membuka Bengkel resmi, keterangan lebih lanjut dapat menghubungi kantor service center merk yang diinginkan, biasanya akan diminta syarat-syarat tertentu tergantung perusahaan pemberi lisensi.

Sasaran market bengkel umum adalah pengguna motor biasa, yang memperlukan service standar, penggantian sparepart dan perbaikan kecil.

Bengkel tune up, bengkel ini spesialis merubah motor menjadi tidak standar, biasa memenuhi permintaan pelanggan untuk merubah kecepatan/akselerasi motor, memiliki sasaran market yang lebih sempit, untuk market ini biasa lokasi tidak menentukan, karena pelanggan biasa didapat dari promosi mulut ke mulut.

Selain hal diatas, perlu dipertimbangkan juga tentang persaingan usaha, yaitu kompetitor atau bengkel yang sudah ada di sekitar lokasi rencana investor membuka bengkel. Jadi investor harus mempunyai visi dan misi untuk berebut pelanggan dengan kompetitor.
Langkah  kedua yang harus dipersiapkan untuk membuka usaha bengkel adalah TEKNISI dan MANAJEMEN BENGKEL.

Setelah mencermati tahap pertama diatas, investor harus menentukan kualitas teknisi, karena ibarat rumah makan, teknisi adalah koki, jadi kualitas teknisi akan juga dapat menentukan masa depan usaha bengkel.

Manajemen bengkel dalam pengertian yang luas adalah menentukan pelayanan dan kenyamanan pelanggan, kerapian bengkel, administrasi bengkel, dsb.
Hal ini perlu dipersiapkan, terutama untuk administrasi keuangan bengkel, yaitu tentang menentukan biaya jasa yang akan dikenakan untuk pelanggan, perkiraan target pemasukan, sistem gaji, dsb.
Sehingga anggaran dan target investasi / waktu modal kembali dapat diperhitungkan.
Langkah  ketiga adalah menentukan PERALATAN & PERLENGKAPAN KERJA.

Tahap ini yang paling sering dibicarakan dan dipertanyakan,  hal ini dijadikan tahap yang paling akhir, karena untuk suatu investasi, yang paling penting adalah pada Langkah  pertama dan langkah kedua.

Mengingat saat ini banyak sekali pilihan jenis, merk dan kualitas peralatan disarankan bagi investor pemula yang akan membuat usaha bengkel untuk memilih peralatan basic/standar terlebih dahulu.
itulah langkah - Langkah Untuk Membuka usaha Bengkel Motor.
semoga bisa membantu untuk sahabat semuanya.
sampai disini dulu untuk postingan mengenai langkah - Langkah Untuk Membuka usaha Bengkel Motor
 

Sabtu, 08 Juni 2013

Cara Hack HP Symbian S60v3 dan S60v5 (Mudah dan Cepat)

By Iswandi 08-06-2013
Assalamualaikum wr.wb
Pada postingan kali ini saya mau post Cara Mudah Hack HP Symbian S60v3 dan S60v5 Dengan Mobile Security Tanpa Cer Dan Key.
Hack hp symbian bertujuan untuk mengakses fitur hp secara penuh, sehingga kita tidak akan melihat lagi peringatan aplikasi unsigned, sertificate expired, aplikasi tertutup, dll.
Langsung saja, sebelum menjalankan trik ini mari kita sama-sama menbaca Basmalah.
Oke mari kita mulai,
Download alat dan bahannya dibawah untuk proses hack symbian.
1. X-plore 1.56 Signed download.png
2. Mobile Security download.png
3. Tmquarantine download.png
4. Rompatcher+ 3.1 Lite download.png
5. Installserver Pack download.png
1. Install dan jalankan aplikasi x-plore 1.56 signed yang udah didownload tadi.
2. Buka dan extract Tmquarantine.zip ke C:/taruh disini
explor.jpg
3. Install dan jalankan Mobile Security, tekan pilihanQuarantine List, tekan lagi pilihan, dan pilih → Restore, lakukan untuk semua file.
mbsecur.jpg
tm-quarntin.jpg
tm-quarntin2.jpg
4. Keluar dari Mobile Security. kemudian hapus Mobile Security.
rmc-mbl-sec.jpg
5. Install Rompatcher+ 3.1 Lite, kemudian aktifkan Open4all
rpatch.jpg
6. Buka Installserver pack.zip, dan pilih yang cocok dengan type hp kamu, apakah hp kamu versi 9.1 9.2 9.3 ataukah 9.4
7. Jika sudah tahu, masukan installserver ke C:/sys/bin/taruh disini
8. Sekarang restart hp, dan sekarang hp kamu sudah berstatus hacked.
Nih sob, Daftar hp yang bisa di hack dengan menggunakan trik diatas
S60v3 SymbianOS 9.1 FP1
Nokia 3250, Nokia 5500 Sport, Nokia E50, Nokia E60, Nokia E61, Nokia E61i, Nokia E62, Nokia E65, Nokia E70, Nokia N71, Nokia N73, Nokia N75, Nokia N77, Nokia N91, Nokia N91 8GB, Nokia N92, Nokia N93, Nokia N93i, Samsung SGH-i570.
Symbian s60v3 OS 9.2 FP2
LG KS10, LG KT610, LG KT615, Nokia 5700 XpressMusic, Nokia 6110 Navigator, Nokia 6120 classic, Nokia 6121 classic, Nokia 6124 classic, Nokia 6290, Nokia E51, Nokia E63, Nokia E66, Nokia E71, Nokia E90 Communicator, Nokia N76, Nokia N81, Nokia N81 8GB, Nokia N82, Nokia N95, Nokia N95 8GB, Samsung SGH-G810, Samsung SGH-i400, Samsung SGH-i408, Samsung SGH-i450, Samsung SGH-i458, Samsung SGH-i520, Samsung SGH-i550, Samsung SGH-i550w, Samsung SGH-i560, Samsung SGH-i568.
S60v3 FP2 (Feature Pack 2) (v3.2) SymbianOS 9.3
Nokia 5320 XpressMusic, Nokia 5630 XpressMusic, Nokia 5730 XpressMusic, Nokia 6210 Navigator, Nokia 6220 classic, Nokia 6650 fold, Nokia 6710 Navigator, Nokia 6720 classic, Nokia 6730 classic, Nokia 6760 slide, Nokia 6790 Surge, Nokia E52, Nokia E55, Nokia E710, Nokia E72, Nokia E75, Nokia N78, Nokia N79, Nokia N85, Nokia N86 8MP, Nokia N96, Samsung GT-i8510 (INNOVcool, Samsung GT-I7110, Samsung SGH-L870.
S60v5 (Corresponds to Symbian^1) (v5.0) Symbian OS 9.4
Nokia 5800 XpressMusic, Nokia 5800 Navigation Edition, Nokia 5530 XpressMusic, Nokia 5230, Nokia N97, Nokia N97 mini, Nokia X6, Samsung i8910 Omnia HD, Sony Ericsson Satio.
Mungkin cukup sekian dari saya mudah-mudahan bermanfaat buat sobat semua.
Wassalamualaikum wr.wb

Minggu, 03 Februari 2013

Software buat Menambah RESOLUSI pada NOTEBOOK 1024 x786

Perhatian !!
gW juga pengguna Netbook......jdi mangkanya gW share yg kayak bgini'an !!!
=========================================================


Seperti yang kita ketahui bahwa notebook pada umumnya (mungkin semua) mempunyai keterbatasan Resolusinya yg hanya bisa sebesar 1024x600 bukan ???
kini bisa Lu rubaaahhh Wooooyyyy..!!!



jadi dgn pake sofware ini....solusi lu...terpecahkan !!!
Tpi Lu haruzzz Ingeeettt Ini cuman utk pengguna O.S window 7 tpi kalu Lu mau coba di Xp ...Boleh2 ajja ....AsaL Resiko tanggung sendiri.......wuhahaha-7
jadi gW mau cerita dikit dech...tentang HaL yg mengenai ..mengapa haruss di rubah ataw di ganti Resolusinya yg Tadinya 1024x600 kini menjadi 1024x786...??? jadi jawaban.a adalah karena waktu gw mw mencoba install game dan software2 tertentu gak bisaaa karena Resolusi Itu tadi masih 1024x600 ..nah maka dari itu dgn software ini semua bisa teratasi dgn mudahhh....!!!! software2 yg tadinya gak bisA dgunakan kini mnjadi bisaaaaaaaa dunk.....hahahhayyy....
nah ....bagi yg masih menggunakan Window Xp ...Tolong Lu cari sendiri......hahahha-7 ?? tpi gW kasih dah Jgn Nangisss iaaa...wkwkkw-7 Namanya "Xtray for Xp " Woooyyyy


Donlot Menambah Resolusi For notebook Wooyyy
DonLoT menambah resolusi For Xp Woooyy

Sabtu, 30 Juni 2012

Askep Keluarga dengan Pasien Diare

A.   Konsep Dasar Keperawatan Keluarga
1.      Pengertian Keluarga
Friedman (1998), membuat defenisi keluarga sebagai berikut :
a.       Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi.
b.      Para anggota keluarga bisanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara berpisah mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
c.       Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peranan-peranan sosial keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan perempuan, saudara dan saudari.
d.      Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
Menurut UU No. 19 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri da anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004).
Menurut Depkes (1998) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga serta beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.  Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungan (Sudiharto, 2007)
Dari beberapa pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari dua anak atau lebih yang tergabung dan terkait karena hubungan darah perkawinan, adopsi, dan hidup bersama dengan perannya masing-masing serta saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan mempertahankan suatu kebudayaan.




2.      Tipe Keluarga
Menurut Friedman (1986), dan Effendy (1998), menyatakan adanya beberapa tipe/bentuk keluarga lain :
a.       keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
b.      Keluarga besar (extended family), adalah kelurga inti ditambah dengan sanak saudara, seperti nenek, kakek, keponakan, dan sebagainya.
c.       Kelurga berantai (serial family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d.      Keluarga duda atau janda (single family), adalah keluarga yang terdiri dari perceraian dan kematian.
e.       Keluarga berkomposisi (composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersamaan.
f.       Keluarga kabitas (chabitation), adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
3.      Struktur Keluarga
Menurut Mubarak (2006), struktur keluarga terdiri dari :
a.       Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
b.      Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
c.       Matrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama sedarah istri.
d.      Patrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

4.      Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga yang dikemukakan oleh Friedman (1998), adalah sebagai berikut :
a.       Fungsi efektif adalah fungsi yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini membutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
b.      Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.
c.       Fungsi repdoduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d.      Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu, meingkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e.       Fungsi keperawatan / pemeliharaan kesehatan yaitu : fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
5.      Peranan Keluarga
Sehubungan dengan fungsi keluarga, maka peranan keluarga juga diutamakan dalam kegiatan keluarga terutama peran ayah dan ibu. Seperti yang dinyatakan oleh Mubarak, (2006), adalah sebagai berikut :
a.       Peran Ibu
Ditinjau dari segi kehidupan secara keseluruhan, ibu berperan sebagai satu rumah tangga yang dapat mengemudikan keluarga. Peran ibu dalam keluarga antara lain mengatur situasi keluarga, keharmonisan, kerukunan yang dapat mewarnai keluarga dalam hubungan tertentu. Dalam hubungan dengan anak : ibu berperan sebagai seorang yang mempunyai kaitan yang pertama. Dalam kehidupan anak, ibu merupakan kasih sayang yang abadi.
b.      Peranan Ayah
Dalam kehidupan sehari-hari ayah berperan sebagai kepala keluarga bersama ibu untuk menjaga kelangsungan hidup keluarga. Peran ayah dalam kehidupan keluarga adalah sebagai suami, ayah dari anak-anaknya, perncari nafkah, pendidik, pelindung dan sebagai anggota masyarakat.
6.      Tugas Keluarga
Menurut Friedmen dalam Effendy, (1998), tugas dari keluarga yaitu mengenal gangguan perkembangan keadaan setiap anggota keluarga, mengambil keputusan untuk tindakan yang tepat, memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang tidak dapat membantu diri karena cacat atau uianya terlalu muda, mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan kepribadian anggota keluarga, mempertahankan hubungan timbal balik antara anggota keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan. Ini menunjukan pemanfaatan dengan baik akan fasilitas-fasilitas kesehatan.

7.      Tahap Perkembangan Keluarga
Pembagian tahap perkembangan menurut Suprajitno (2004).
Tabel 1.
Tugas Perkembangan Keluarga Sesuai Tahap Perkembangan
Tahap Perkembangan
Tahap Perkembangan (Utama)
1
2
1.    Keluarga baru menikah
a.    Membina hubungan intim yang memuaskan.
b.   Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompk sosial
c.    Mendiskusikan rencana memiliki anak
2.    Keluarga dengan anak baru lahir
a.    Mempersiapkan diri menjadi orang tua
b.   Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, hubungan seksual
c.    Mempertahankan hubingan dalam rangka memuaskan pasangannya
3.    Keluarga dengan anak usia prasekolah
a.    Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misalnya : kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman
b.   Membantu anak untuk bersosialisasi
c.    Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
d.   Merencanakan kegiatan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak
e.     
4.    Keluarga dengan anak usia sekolah
a.    Membantu mensosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah, dan lingkungan lebih luas
b.   Mempertahankan keintiman pasangan
c.    Mempunyai kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
5.    Keluarga dengan anak remaja
a.    Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan memiliki otonomi
b.   Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga
c.    Mempertahankan kominikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindarkan terjadinya perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d.   Mempersipkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota) keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga
6.    Keluarga melalui pelepasan anak sebagai dewasa
a.    Memperluas jaringan keluarga dari kleuarga inti menjadi keluarga besar
b.   Mempertahankan keintiman keluarga
c.    Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat
d.   Penataan kemabali peran orang tua



7.    Keluarga usia pertengahan
a.    Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
b.   Memeprtahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebayanya
c.    Meningkatkan hubungan keakraban pasangan

8.    Keluarga lanjut usia
a.    Mempertahnkan suasana kehidupan rumah tangga yang saling mneyenangkan pasangannya
b.   Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga
c.    Mempertahankan keakraban pasangan yang saling merawat
d.   Melakukan life review masa lalu
Sumber : Suprajitno, 2004
8.      Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga
Tujuan perawatan keluarga menurut Effendy (1998), adalah :
a.       Tujuan Utama
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga.
b.      Tujuan Khusus
1)      Meningkatkan kemamapuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi.
2)      Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah kesehatan dasar dalam keluarga
3)      Mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggota keluarganya
4)      Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan keluarganya
5)      Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya



B.   Pengertian Keperawatan Keluarga
1.                  Pengertian Keperawatan Keluarga
Keperawatan keluarga menurut Effendy (1998) adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang dilakukan terhadap keluarga.
2.      Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga
Supratjitno,(2004) mengatakan tujuan keperawatan keluarga terdiri dari :
a.                               Tujuan Umum
Meningkatkan
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri.
b.                              Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah meningkatkan kemampuan keluarga :
1)         Mengenal masalah kesehatan keluarga
2)         Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.
3)         Melakukan tindakan keperawatan kesehatan yang tepat kepada anggota keluarga yang sakit, mempunyai gangguan tubuh atau keluarga yang membutuhkan kemampuan keluarga.
4)         Memelihara lingkungan keluarga (fisik, psikis, dan sosial).
5)         Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat (misalnya, puskesmas, posyandu, atau sarana kesehatan lain untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga)


3.      Proses Keperawatan Keluarga
Proses keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga (Nasrul, 1998).
Asuhan keperawatan keluarga melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut ; 1). Pengkajian keluarga dan individu dari dalam keluarga. Pengkajian keluarga meliputi cara mengidentifikasi data demografi dan sosial kultural, data lingkungan dan struktur dan fungsi keluarga, stress dan koping keluarga yang digunakan keluarga dan perkembangan keluarga, sedangkan pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga meliputi : fisik, mental, emosi, sosial dan spritual. 2). perumusan diagnosa keperawatan keluarga. 3). Penyusunan perencanaan. 4). Pelaksanaan asuhan keperawatan. 5). evaluasi
Langkah-langkah proses keperawatan adalah pendekatan ilmiah atau metode pemecahan masalah. Langkah-langkah proses keperawatan keluarga sendiri dari ; pengkajian, analisa data, rumusan masalah, mendiagnosa masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
a.       Tahap pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus-menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Dalam menentukan masalah pasien dalam tahap ini mengharuskan perawat menentukan secepat mungkin pengalaman lalu pasien, pengetahuan yang dimiliki, perasaan dan harapan kesehatan dimasa yag akan datang. Dalam tahap pengkajian terdiri dari beberapa tahap meliputi :
1.      Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menghimpun informasi atau data dari berbagai pihak keluarga, petugas kesehatan dan hasil rekawan medis. Data yang dikumpulkan adalah data yang bersifat objektif dan subjektif,  data demografi, riwayat tumbuh kembang, riwayat penyakit keluarga, aktifitas sehari-hari, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium. Sumber data yang didapatkan melalui anamnessa, observasi dengan pemeriksaan fisik. Riwayat penyakit sekarang, biasanya penderita malaria mengeluh demam, kurang nafsu makan, banyak berkeringat, merasa pusing, mual, lemas, dan kelihatan pucat. Keadaan ini harus segera mendapat pengobatan. Dalam hal ini keluarga mempunyai keterlibatan dalam fungsi perawatan kesehatan keluarga seperti kesanggupan keluarga dalam melakukan tugas perawatan dengan memeriksakan anggota keluarga ke tempat pelayanan kesehatan misalnya puskesmas. Riwayat penyakit keluarga, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit turunan atau penyakit yang sama. Riwayat psikososial, Identifikasi hubungan sosial keluarga dalam masyarakat, hubungan interaksi anggota keluarga, tanggapan pasien tentang penyakitnya, fasilitas atau pelayanan kesehatan yang digunakkan keluarga. Riwayat spritual, kaji ketaatan beribadah pasien dan menjalankan kepercayaanya serta support sistem dalam keluarga. Pada aktivitas sehari-hari, penyakit malaria terjadi karena keluarga kurang memelihara lingkungan sekitar rumah, terlihat dari selokan yang kotor, masih ada gantungan pakaian di dalam kamar, keadaan seperti ini dapat dijadikan sarang nyamuk dan keluarga dapat terinfeksi malaria. Pemeriksaan fisik, melakukan pemeriksaan infeksi dengan melihat adanya anemia, splenomegali, hepatomegali, dan iktrus, dan pemeriksaan palpasi dengan melakukan perabaan untuk mengetahui adanya pembekakan pada organ limpa dan hati.

2.      Analisa Data
Pada analisa data, kegiatan yang dilakukan yaitu menetapkan masalah kesehatan keluarga. Ada 5 kelompok masalah keperawatan keluarga yaitu ; 1) ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga, 2) ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalan melakukan tindakan yang tepat, 3) ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit, 4) ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga, 5) ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat guna memelihara kesehatan.


b.      Perumusan Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan potensial (Allen, 1998). Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian, komponen diagnosa keperawatan meliputi: a) problem atau masalah, b) etiologi atau penyebab, c) symptom atau tanda, yang dikenal dengan PES.
Tipologi diagnosa keperawatan meliputi :
1.      Diagnosa aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat
2.      Diagnosa resiko/resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.
3.      Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.
Diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA, 1995, yang berkaitan dengan masalah fungsi perawatan kesehatan adalah sebagai berikut :
a.       Perubahan pemeliharaan kesehatan
b.      Potensial peningkata pemeliharan kesehatan
c.       Perilaku mencari pertolongan kesehatan
d.      Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan teraupetik keluarga
e.       Resiko terhadap penyebaran penyakit

Tabel 2
Skala Untuk Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga
Sesuai Dengan Prioritas
No
Kritera
Skor
Bobot
1
Sifat masalah
-      Tidak/kurang sehat
-      Ancaman kesehatan
-      Krisis atau keadaan sejahtera

3
2
1
1
2
Kemungkinan masalah dapat diubah
-      Dengan mudah
-      Hanya sebagaian
-      Tidak dapat

2
1
0
2




3
Potensial masalah untuk dicegah
-      Tinggi
-      Cukup
-      Rendah



3
2
1
1
4
Menonjolnya masalah
-      Masalah berat harus segera ditangani
-      Ada masalah, tetapi tidak perlu harus segera ditangani
-      Masalah tidak dirasakan

2

1
0
1
Sumber : Suprajitno, 2004
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :
a.       Tentukan skor untuk setia kriteria yang dibuat
b.      Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan dengan bobot.





d.      Perencanaan keperawatan keluarga
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memcahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi dari masalah keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan malaria disusun asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan prioritas masalah keperawatan yaitu, resiko terhadap penyebaran penyakit berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga mengenai malaria antara lain :
1).Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang penyakit malaria
2). Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal
3). Tinjau perlu kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan
4). Tekankan pentingnya terapi antibiotic sesuai kebutuhan
5). Identivikasi tanda dan gejala yang membutuhkan evaluasi medis
6). Beritahu kepada pasien untuk mengawasi penderita saat meminum obat malaria.

e.                   Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga  untuk mendapatkan perbaikan kearah perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah didusun
f.       Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil, implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu disusun rencana keperawatan yang baru.

A. Pengertian diare
Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer. Beberapa pengertian diare menurut beberapa ahli adalah :

1. Frekuensi buang air besar yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3 kali pada anak, konsistensi faeces encer, dapat berwarna hijau atau dapa bercampur lendir dan darah atau hanya lendir saja. (FK UI 1997)

2. Individu mengalami perubahan dalam kebiasaan BAB yang normal ditandai dengan seringnya kehilangan cairan dan faeces yang tidak berbentuk (Susan Martin T 1998.8)

3. Defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja (Suharyono 1999:51)

4. Bertambahnya jumlah atau berkurangnya konsistesi tinja yang dikeluarkan (Soeprapto Doitono dkk 1999)
B. Macam diare
Menurut pedoman dari lab /UPF ilmu kesehatan anak Universitas Airlangga (1994) diare dapat dikelompokan menjadi :
1. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 3-5 hari
2. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari
3. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari
Menurut pedoman MTBS (2000) diare dapat dikelompokan atau diklasifikan menjadi
1. Diare akut terbagi atas
a. Diare dengan dehidrasi berat
b. Diare dengan dehidrasi ringan / sedang
c. Diare tanpa dehidrasi
2. Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari atau lebih, terbagi atas :
a. Diare persisten dengan dehidrasi
b. Diare persisten tanpa dahidrasi
3. Disentri apabila diare berlangsung disertai dengan darah
C. Penyebab diare

1. Faktor infeksi
a.  Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama    diare pada anak,    yaitu : Vibrio cholerae, E coli, Salmonela, Shigella, Criptosporidium
b.  Infeksi parenteral : merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis.
2. Faktor makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
3. Faktor psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi tetapi dapat ditemukan pada akan yang lebih besar
D. Mekanisme terjadinya diare
1. Gangguan osmotik
Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik di dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi penggeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
2. Gangguan sirkulasi
Akibat rangsangan tertentu misalnya toksin pada dinding usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motalitas usus
Hyperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibakan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga selanjutnya timbul diare pula.
E. Gejala klinik
1. Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang
2. Gejala muntah dapa timbul sebelum atau setelah diare
3. Bila penderita sudah banyak kehilangan cairan dan elektrolit maka timbul   dehidrasi


F. Prinsip penatalaksanaan
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi
2. Distetik
3. Menurut Mansjoer (2000), Prinsip penatalaksanaan diare adalah sebagai berikut :
a.       Diare cair membuthkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya, tujuan terapi tersebut untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti.
b.      Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menhindarkan efek buruk pada status gizi.
c.       Antibiotika dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin.

E. Komplikasi
a.       Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
b.      Renjatan hipovolemik.
c.       Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).
d.      Hipoglikemia.
Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktose karena kerusakan vili mukosa usus halus.
e.       Kejang terutama pada dehidrasi hipertoni
f.       Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan.







Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan diare     dan muntah, penurunan pemasukkan.
Intervensi :
a. Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi
b. Pantau masukan dan keluaran yang meliputi frekuensi, warna, dan konsistensi
c. Kaji tanda-tanda vital (suhu, nadi)
d. Timbang BB setiap hari

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan pemasukan, gangguan malabsorbsi nutrisi
Intervensi :
a. Observasi muntah dan berak tiap 4 jam
b. Berikan makanan secara bertahap dengan menaikan dari diit lunak ke diit biasa
c. Timbang berat badan tiap hari
d. Kolaborasi dengan ahli gizi

3. Perubahan integritas kulit, kerusakan berhubungan dengan seringnya defekasi
Intervensi :
a. Jagalah agar daerah popok bersih dan kering
b. Periksa dan ganti popok tiap jam/basah
c. Bersihkan daerah perineal dengan air dan sabun yang tiap BAB
d. Bubuhi krim/salep/lotion pada daerah ruam di bokong
4. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan pemaparan informasi terbatas salah interpretasi
informasi
Intervensi :
a. Bahas proses penyakit dengan istilah yang dapat dipahami, jelaskan tentang agen penyakit. Tindakan pencegahan dan pentingnya cuci tangan sampai bersih
b. Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukan sikap ramah dan tulus dalam
membantu pasien
c. Jelaskan tentang pentingnya mempertahankan keseimbangan antara pemasukan dan haluaran cairan
DAFTAR PUSTAKA

1982. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas kedokteran. UI
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta. EGC
Nursalam, Dr M. Ners, Rakawati Susilaningrum, SST, Sri Utami S.Kep. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan)
Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, , Edisi 8, EGC; Jakarta.
Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC ; Jakarta.
















PRA PLANNING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
MAHASISWA AKPER KESDAM XVI/ PATTIMURA
 

Hari/ Tanggal              :           Selasa,   14 Desember 2011
Waktu                         :           1 x 90 menit
Tempat                        :           Rumah Keluarga TN.A
Topik Kegiatan           :           Pengkajian
A.    LATAR BELAKANG
Keluarga sebagai penerima pelayanan kesehatan dibutuhkan peran aktif dalam seluruh proses perubahan sejak pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan sebagai focus keperawatan keluarga berupa promotif dan preventif.
Menindaklanjuti hasil pengumpulan data maka sebagai proses penentuan prioritas masalah sehingga evaluasi perlu kesepakatan keluarga. Berhasil tidaknya penanganan masalah kesehatan keluarga bergantung dari peran serta keluarga yang difasilitasi oleh petugas kesehatan maupun dukungan dari lintas program dan lintas sektoral.

B.     TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Memperoleh data-data yang akurat sehingga dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada pada keluarga.
2.      Tujuan Khusus
a.       Dapat mengidentifikasi masalah dalam keluarga
b.      Menyadari masalah kesehatan keluarga yang ada pada keluarganya
c.       Secara langsung bersama-sama dapat melihat data-data yang ada dalam keluarga.


C.     PESERTA
Seluruh Keluarga TN.”A”

D.    SETTING WAKTU
NO
WAKTU
KEGIATAN
PENANGGUNG JAWAB
1
2




3


5 menit
80 menit:
ü  30 Menit
ü  10 Menit
ü  40 Menit

5 Menit
Perkenalan
Pengkajian:
Wawancara
Observasi
Pemeriksaan fisik

Kontrak Waktu

Pembimbing
pembimbing




Pembimbing

E.     RENCANA EVALUASI KEGIATAN
1.      Evaluasi Struktur
a.       Persiapan dilaksanakan 1 hari sebelum pengkajian
b.      Pemberitahuan kepada keluarga 1 hari sebelumnya
c.       Pengkajian dilakukan selama 90 Menit
2.      Evaluasi Proses
a.       Diharapkan acara dapat berjalan dengan lancer sesuai perencanaan
b.      Keluarga dapat terlihat aktif dalam kegiatan pengumpulan data dan dapat memberikan respon verbal dan nonverbal dengan baik.
3.      Evaluasi Hasil   
a.       Mahasiswa mampu berinteraksi dan hubungan yang baik dengan keluarga
b.      Keluarga menyadari akan kesehatan yang ada pada keluarga sendiri
c.       Keluarga mengerti akan masalah kesehatan yang ada dalam keluarga




ASUHAN KEPERWATAN KELUARGA TN.A PADA  ANAK  a/ AW
DENGAN DIARE DI KELURAHAN BATU MERAH  RT 003 / RW 18
WILAYAH KERJA PUSKESMAS RIJALI

A.    Pengkajian
Tanggal /jam : 14 Desember 20112 / 16.00 Wit.
1.      Data umum
a.       Nama kepala keluarga : Tn.”A”
a.        Umur                    : 27 Tahun
b.      Alamat                  :  Batu Merah RT 003 / RW 18
c.       Pekerjaan               :  Sopir
d.      Pendidikan            :  SMA
b. Ibu
                  a.   Umur                     : 25
a.       Alamat                  :  Batu Merah RT 003 / RW 18
b.      Pekerjaan               :  ibu rumah tangga
c.       Pendidikan            :  SMA

b.      Identitas klien  :
a.       Nama : A/ AW
b.      Umur : 4 tahun
c.       Alamat : Batu Merah RT 003 / RW 18











c.       Komposisi keluarga     : 4 Orang
Tabel 1
Data Anggota Keluarga
No
Nama
Jenis kelamin
Umur
Hubungan dgn keluarga
Pendidikan
  1
2
3
Tn.A
Ny.N
a/ AW

Laki - laki
Perempuan
Laki-laki

27 thn
25 thn
4 thn

Suami
Istri
Anak

SMA
SMA
-
Sumber data : Primer


c.       Genogram 3 Generasi sesuai dengan komposisi keluarga

d.      Tipe keluarga : Keluarga inti (nucleur Family) yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak
e.       Suku / Bangsa : Keluarga Tn. A berasal dari suku Bugis / Indonesia
f.       Agama : Keluarga Tn. A menganut agama islam
g.      Status sosial ekonomi :
Anggota keluarga yang mencari nafkah adalah ayah dengan pendapatan sebulan yaitu Rp 750.000 serta pengeluaran tidak menentu dan  dapat memenuhi kebutuhan keluarga dengan baik.

B.     Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1.      Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu sesuai dengan tahap perkembangan keluarga Tn.A dengan anak pertama berumur 2 tahun saat berarti keluarga Tn.A pada tahap keluarga dengan anak pertama
2.      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tidak ada
3.      Sumber pelayanan kesehatan yang digunakan : Puskesmas
4.      Riwayat keluarga Inti
a.       Riwayat penyakit Keturunan : Tidak ada
b.      Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
Terlampir dalam tabel  sebagai berikut

Tabel 2
Riwayat masing - masing anggota keluarga
No
Nama
Umur
Keadaan kesehatan
imunisasi
Tindakan yg dilakukan
 1
2
3
Tn. A
Ny. N
a/A W

27 thn
25 thn
4 thn

Sehat
Sehat
Sehat
-
-
Lengkap
Berobat di puskesmas dan membawa penderita di puskesmas
C.    Karakteristik Rumah
1.      Riwayat rumah yang di tempati
Rumah yang ditepati adalah Kamar kos-kosan dengan luas rumah
3X 4 m.
2.      Sanitasi dan penggunaan sarana air besih
Sumber air minum yang di dapat dari air ledeng untuk minum. Dan keperluan lainnya diambil dari sumur gali dengan jarak 10 cm dengan kos-kosan. Penggunaan air minum dimasak terlebih dahulu, keluarga mempunyai kebiasaan yaitu dengan membuang sampah di tempat pembuangn sampah umum.
3.      Karakteristik tetangga dan komunikasi
Lingkungan sekitar keluarga seluruhnya beragama islam dan mayoritas berasal dari Bugis hubungan sosial antara keluarga dan tetangga baik
4.      Mobilitas geografi keluarga
Tn ”A” dan Ny ”N” Setelah awal menikah tempat tinggal mereka di kelurahan Batu Merah  RT 003 / RW 18 sampai sekarang
5.      Perkumpulan keluarga, interaksi dengan masyarakat waktu yang digunakan bila sedang berkumpul yaitu saat melaksanakan ibadah.
6.      Sistem pendukung keluarga
Kebutuhan hidup setiap hari di biayai oleh Tn. ”A”
  1. Struktur keluarga
1.      Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka, tetapi yang mengambil keputusan adalah Tn. ”A” yang berperan sebagai kepala keluarga saat ini. Apabila ada masalah dalam keluarga ini biasaanya di didiskusikan bersama - sama dengan istri.
2.      Stuktur peran
Peran Tn. ”A” sebagai kepala keluarga, pelindung dan Ny. ”N” berperan sebagai dalam mengurus, mengasuh, mencari,nafkah tambahan dan menyiapkan makanan  bagi suami dan anaknya sedangkan a/AW berperan sebagai anak.




3.      Nilai dan norma budaya keluarga
Keluarga ini mengajarkan ajaran sesuai dengan agama dan kepercayaanya mereka saling menghormati satu sama dengan yang lain. Dalam keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum makan.

  1. Fungsi keluarga
1.      Fungsi afektif
Fungsi afektif
Tn.A
Ny.N
a/AW
KET
  1. Gambaran diri
  2. Perasaan dimiliki dan memiliki
  3. Dukungan terhadap Keluarga
  4. Kehangatan Dalam Keluarga
  5. Saling menghargai
Baik
Ya

Ya

Ya

Ya
Baik
Ya

Ya

Ya

Ya
----
Ya

Ya

Ya

Ya
Anak Nl belum tau tentang Gambaran diri

2.      Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi
Tn.A
Ny.N
a/AW
KET
  1. Interaksi dan hubungan keluarga
  2. Keluarga belajar mengenai norma,disiplin,budaya dan prilaku
Baik

Ya


Baik

Ya


Baik

Ya


-

-

3.      Fungsi Perawatan Keluarga
a.       Kemampuan Keluarga menyediakan makanan, pakaian, dan perlindungan terhadap keluarga : Baik
b.      Pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit : Keluarga kurang mengetahui penyakit Diare


c.       Kesanggupan Keluarga dalam melakukan tugas perawatan:
1)      Mengenal masalah kesehatan : Kurang
2)      Pengambilan keputusan mengenai kesehatan : Kurang tepat
3)      Merawat keluarga yang sakit : Ya
4)      Memelihara Lingkungan rumah yang sehat : Ya
5)      Menggunakan fasilitas / pelayanan kesehatan : Ya

4.      Fungsi reproduksi:
Keluarga Tn.A  merupakan pasangan yang masih produktif,  berencana mempunyai anak 2 orang, Ny.N Sebagai aseptor KB yaitu PIL sejak kelahiran anak pertama
5.      Fungsi ekonomi
Keluarga Tn.A dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan menggunakanbiaya dari pendapatan Tn.A selaku Sopir

F.     Stress dan Koping Keluarga
1.         Stresor Jangka Panjang
Adanya keinginan dari keluarga Tn.A untuk memilki rumah sendiri, karna masih hidup kos-kosan
2.         Stresor Jangka Pendek
Keluarga Tn.A sangat\memikirkan kondisi anaknya yang sedang sakit diare
3.         Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Masalah.
Jika ada masalah keluarga Tn.”A” menghadapinya dengan mencari alternatif menyelesaikannya bersama -sama keluarga dan meyakini bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.


 G.    Pemeriksaan Fisik Keluarga

NO.
      KOMPONEN
     TN.A
NY.N
a/AW
1
Riwayat Penyakit Saat Ini
Tidak ada
Tidak ada
Diare
2
Keluhan Yang dirasakan
Tidak ada
Tidak ada
BAB  ≥4X/hari
3
Tanda dan Gejala
Tidak ada
Tidak ada
Badan lemas,konjungtiva pucat, turgor kulit kurang,KU,lemah
4
Penyakit Sebelumnya
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
5
Tanda-Tanda Vital
TD:120/80 MmHg
R:20X/Menit
N:80X/menit
S:36.20C
TD:110/70 MmHg
R:20X/Menit
N:80X/menit
S:360C
R:24X/Menit\        N:100X/menit
S:37.50C
6
Sistem Kardiovaskuler
Normal
Normal
Normal
7
Sistem Respirasi
Normal
Normal
Normal
8
Sistem.Gastrointestinal
Normal
Normal
Normal
9
Sistem Persyarafan
Normal
Normal
Normal
10
Sistem Musculoskeletal
Normal
Normal
Normal


H.    Harapan Keluarga
Keluarga berharap melalui perawatan dan Pendidikan kesehatan yang dilakukan selama asuhan kepertawatan keluarga, penyakit Diare yang diderita oleh a/ A W dapat sembuh dan anggota keluarga tetap dalam keadaan sehat serta keluarga tahu bagaimana cara pencegahan penyakit Diare

 I. Klasifikasi Data
1.    DS            : Keluarga Tn.A  mengatakan :
a.       Anaknya BAB mencret lebih dari 4X/hari
b.      Badan lemas
c.       Anaknya rewel
d.      Tidak tahu sakit apa yang di alami anaknya
       DO           :
a.       Frekwensi/Intensitas  BAB: Lebih dari 4X/hari
b.      Kosistensi:Cair
c.       Bau: Busuk
d.      Keadaan umum Lemah
e.       Tanda-tanda vital
1)      Nadi          : 100 x/menit
2)      Suhu          :  35,5 C 0
3)      Respirasi    : 24 x/menit

 J.  Analisa Data
No
Data
Etiologi
Masalah
1.








2.
DS: Keluarga Tn.A mengatakan
  • Rewel
  • Tidak tahu sakit apa yang di alami anaknya
DO :
  • Kemampuan keluarga Tn.A dalam mengambil keputusan terbatas karena keluarga tidak mengetahui masalah kesehatan

DS: Kelurga Tn.A mengatakan
·         Anaknya BAB mencret lebih dari 4X/hari
·         Badan lemas
DO :
·         Kosistensi:Cair
·         Keadaan umum Lemah
·         Tanda-tanda vital
Nadi        : 100 x/menit
Suhu       :  35,5 C 0
Respirasi : 24 x/menit


Ketidakmampuan keluarga megenal masalah kesehatan






pengeluaran cairan tubuh yang berlebihan

Kurang pengetahuan tentang penyakit Diare





Devisite volume cairan tubuh






                 Diagnosa keperawatan menurut  scoring
1. Devisite volume cairan tubuh sehubungan dengan pengeluaran cairan tubuh yang berlebihan

No
Kritera
Skor
Pembenaran
1
Sifat masalah
-      Aktual
3/3X1=1


BAB Mencret ≥4X/hari, Badan lemas,konjungtiva pucat, turgor kulit kurang,KU,lemah, jika tidak segera diatasi bisa menyebabkan terjadinya dehidrasi
2
Kemungkinan masalah dapat diubah
-      Mudah
2/2X2=2
Keluarga Tn.A mau tahu tentang diare tetapi masih belum mampu untuk merawat anaknya
3
Potensial masalah untuk dicegah
-      Cukup
2/3X1=2/3

Masalah masih dapat dicegah agar tidak terjadi komplikasi sebab diare tidak ditangani segera akan berakibat fatal dan dapat memperburuk kondisi penderita
4
Menonjolnya masalah
-      Masalah harus segera ditangani
2/2X1=1
Masalah diare yang diderita a/AW sangat dirasaklan betul oleh keluarga Tn.A dan keluarga ingin segera masalah yang dialami anaknya segera ditangani

TOTAL
4.2/3







2. Kurang pengetahuan sehubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
No
Kritera
Skor
Pembenaran
1
Sifat masalah
-      Aktual
3/3X1=1


Diare adalah penyakit yang sering terjadi tetapi karena pegetahuan keluarga Tn.A kurang sehingga menyebabkan anaknya mengalami diare
2
Kemungkinan masalah dapat diubah
-      cukup
1/2X2=1
Masalah masih mungkin untuk dicegah walaupun keluarga Tn.A terlihat ragu untuk mengenal masalah diare namun masalah masih dapat diubah dengan tindakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit diare
3
Potensial masalah untuk dicegah
-      Tinggi
3/3X1=1

Keluarga Tn.A tidak menyadari bahwa penyakit dapat timbul dari lingkungan yang tidak bersih dan gaya hidup yang tidak bersih dan sehat
4
Menonjolnya masalah
-      Masalah harus tidak segera ditangani
0/2X1=0
Masalah lingkungan yang tidak bersih tidak dianggap sebagai suatu masalah kesehatan

TOTAL
3








No
Diagnosa Keperawatan
Hari/Tanggal
Implementasi
Evaluasi
1.
Devisite volume cairan tubuh berhubungan dengan pengeluaran cairan tubuh
Jumat/15-12-2011
Memberikan penyuluhan pada keluarga mengenai cara mengatasi  penyakit Diare
·         Segera berikan minuman yang banyak sebagai pengganti cairan yang hilang
·         Teruskan pemberian ASI dan Makanan
·         Mencari pengobatan lanjutan
1. Mendemontrasikan cara menyiapkan Oralit

2. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mencoba cara menyiapkan Oralit
S : Keluarga Tn.L mengatakan
1.Keluarga dapat menyebutkan kembali cara mengatasi diare
O :
 Keluarga mampu mendemontrasikan cara menyiapkan oralit
A : masalah teratasi
P : intervensi  dihentikan

RENCANA DIAGNOSA MENURUT SCORING
 



No
Diagnosa Keperawatan
Hari/Tanggal
Implementasi
Evaluasi
2
Kurang pengetahuan  sehubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Jumat/15-12-2011
Memberikan penyuluhan tentang:
1.Pengertian  Diare
2.Penyebab  Diare
3.Tanda dan gejala  Diare
4.Pencegahan Diare
S : Keluarga Tn.A mengatakan
1.      Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala  Diare
2.      Keluarga dapat mengidentifikasikan cara pengobatan dan perawatan
3.      Keluarga dapat mengenal masalah kesehatan keluarga
O :
Respon keluarga terhadap penyuluhan yang diberikan baik serta ada interaksi/komunikasi 2 arah.
A : masalah teratasi
P : intervensi  dihentikan


DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
1.   Kurang pengetahuan sehubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan




                                                                                                            



NO DX
Tujuan
Kruteria Evaluasi

Intervensi
Umum
Khusus
Kriteria
Standar
1.
Selama 2 kali kunjungan rumah kekurangan cairan tubuh dapat teratasi

Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakit Diare keluarga mampu:
1.   Menyebutkan Pencegahan dan cara mengatasi diare

ResponVerbal Pengetahuan



Respon Psikomotor






1.   Keluarga Menyebutkan Kembali cara mengatasi   Diare
2.   Keluarga dapat mendemontrasikan menyiapkan Oralit



3. Berikan penyuluhan pada keluarga mengenai cara mengatasi  penyakit Diare
·         Segera berikan minuman yang banyak sebagai pengganti cairan yang hilang
·         Teruskan pemberian ASI dan Makanan
·         Mencari pengobatan lanjutan

4. Demontrasikan cara menyiapkan Oralit

5. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk mencoba cara menyiapkan Oralit

6. Berikan pujian terhadap kemampuan ide/sikap yang positif yang diungkapkan keluarga dalam menyikapi kekambuhan penyakitnya


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

 














SATUAN ACARA  PENYULUHAN (SAP) TENTANG PENYAKIT DIARE
PADA KELUARGA TN.A DIKELURAHAN BATU MERAH RT/RW 003/018
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RIJALI








 


Hari/ Tanggal              : Kamis ,15  Desember 2011
Waktu                         : 1 x 45 menit
Topik Kegiatan           : Penyuluhan Kesehatan Tentang Penyakit DIARE
Tempat                        : Rumah Keluarga Tn.A Kelurahan Batu Merah RT003/RW /18
A.    LATAR  BELAKANG
Diare adalah suatu keadaan dimana  seseorang mengelami buang air besar lebih dari 3x sehari yang biasa terjadi pada orang dewasa/ anak – anak dengan konsistensi tinja encer/ cair.
Implementasi merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan dan untuk meningkatkan pengetahuan tentang tingkat kesehatan keluarga yang ada diwilayah kerja puskesmas rijali.
Setelah perawat menganalisa dan menemukan masalah keperawatan maka perawat perlu melakukan suatu peranan tentang penyakit diare
Kemudian perawat memberikan implementasi kepada keluarga melakukan penyuluhan atau pemberian HE dan tindakan mandiri serta pengobatan yang akan dilaksanakan. Dengan demikian hal di atas yang melatarbelakangi, kami mahasiswa Akper  Kesdam  XVI/ Pattimura  untuk melakukan penyuluhan kesehatan kepada Pasien/Pengunjung dipuskesmas rijali tentang penyakit diare


B.     TUJUAN
a.       Tujuan Umum
Diharapakan dalam jangka kurang lebih 45 menit dapat dilakukan penyuluhan tentang Diare kepada seluruh anggota keluarga Tn.A
b.      Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan :
1.   Keluarga Tn.A  dapat menyebutkan  pengertian Diare
2.   Keluarga Tn.A dapat menyebutkan  tanda dan gejala dari penyakit Diare
3.   Keluarga Tn.A dapat menyebutkan  penyebab dari penyakit Diare
4.   Keluarga Tn.A dapat menyebutkan  cara pencegahan penyakit Diare

C.    PESERTA
Seluruh Pasien/pengunjung dipuskesmas Waihaong
D.    SETTING TEMPAT


















 






                    
KETERANGAN :



 
             : Pembawa Materi



 
             : Peserta



E.     SETTING WAKTU
NO
WAKTU
KEGIATAN
PEMBICARA
PENANGGUNG JAWAB
1
2

3
4
5
3 menit
15 menit

20 menit
5 menit
2 menit
Perkenalan
Penyajian materi
Tanya jawab
Evaluasi
Penutup
Iswandi
Iswandi

Kel.Tn.A+ Iswandi
Iswandi
Iswandi
Pembimbing
Pembimbing

Pembimbing
Pembimbing
Pembimbing

F.     METODE
Ceramah, Tanya jawab
G.    MEDIA
Leaflet Diare

H.    MATERI
DIARE
1.      Pengertian
Diare adalah buang air besar lebih dari sehari encer atau cair
2.      Cara Mengatasi Diare
a.       Segera beri banyak minum dengan cairan yang tersedia di rumah tangga seperti:
a.       Kuah sayur
b.      Kuah sop
c.       Air tajin
d.      Air the
e.       Air matang
f.       Larutan gula garam
b.      Bila ada beri oralit
c.       Cara menyiapkan oralit
g.      Umur kurang dari 1 tahun: ¼ - ½ gelas
h.      Umur 1-4 tahun: ½ - 1 gelas
i.        Umur diatas 5 tahun: 1- ½ gelas
d.      Cara menyiapkan oralit
j.        Sediakan 1 gelas air matang
k.      Masukan semua bubuk oralit 200 ml kedalam gelas
l.        Aduk sampai rata
e.       Cara pembuatan larutan gula garam
m.    Sediakan 1 gelas air matang
n.      2 sendok teh garam
o.      1 sendok teh gula
p.      Aduk sampai rata
f.       Teruskan pemberian makanan
Selama diare:
q.      Teruskan dan tingkatkan pemberian Asi pada bayi yang masih menyusui
r.        Anak diatas 6 bulan, beri makanan tambahan:
§  Bubur dan sayuran
§  Sari buah segar
§  Beri makanan lebih dari 6x per hari






I.       RENCANA  EVALUASI KEGIATAN
1.   Evaluasi Struktur
a.          Kegiatan penyuluhan telah direncanakan 1 hari sebelum kegiatan
b.         Rencana penyuluhan dikoordinasikan dengan Pembimbing Program penyuluhan dan Pembing Institusi Pendidikan  untuk persiapan tempat.
2.   Evaluasi Proses
Acara kegiatan bertempat di rumah keluarga Tn.a Di kelurahan Batu Merah RT/RW 003/18
3.   Evaluasi Hasil
1.         Keluarga Tn.A  dapat menyebutkan kembali  pengertian Diare
2.         Keluarga Tn.A dapat menyebutkan kembali tanda dan gejala dari penyakit Diare
3.         Keluarga Tn.A dapat menyebutkan kembali   penyebab dari penyakit Diare
4.         Keluarga Tn.A dapat menyebutkan kembali  cara pencegahan penyakit Diare


 Dokumentasi 
DAFTAR PUSTAKA
Abdoerachman. (2000). Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta ; EGC
Arief Mansjoer, dkk. (2000). Pengertian Diare.
Ali Zaidin, H. (2001). Dasar-Dasar Keperawatan Profesional, Jakarta ; Widya Medika.
Alimul Azis, A. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Madikal.
Behrman Etal. (2000). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta ; EGC.
Depkes RI, (1999). Indonesia Sehat 2010, Jakarta
Effendy nasrul, (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Masyarakat. Edisi III. Jakarta : EGC
Ester Monika, (2005). Pedoman Perawatan Pasien, Jakarta ; EGC
Ester Monika, Tim Pengajar Keperawatan Komunitas, 2006 Panduan Pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Friedman, (1998). Keperawatan keluarga. Jakarta : EGC
Marsjoer Arief (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesulapius
Ngastiah (1999).Perawatan Anak Sakit : Jakarta ; EGC
New Man Dorland. (2000). Kamus Kedokteran, Jakarta ; EGC
Notoatmodjo Soekirjo, (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Rekina Cipta Jakarta.
Suprajitno, (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga, Jakarta ; AGC.
Sensu setiawati, (2008). Penuntun Praktik Asuhan Keperawatan Keluarga, Edisi II. Jakarta : EGC.